Memasuki Kelurahan Cemorokandang,
Kota Malang, kita akan disuguhi dengan pemandangan yang asri. Kampung yang
merupakan cikal bakal berdirinya sebuah komunitas belajar “Kampung Sinau” (KS)
ini didirikan atas inisiatif Karang Taruna RW 4, Cemorokandang. Sudah ada sejak
Juni 2012, KS berada dalam naungan program kerja Karang Taruna. Menurut
Mansyur, perintis KS, nama “Kampung Sinau” baru tercetus pada 28 Maret 2015.
“Karena volunteer bertambah banyak, maka dikasih nama saja”, ujar pria bernama
lengkap M. Thoha Mansyur Al Badawy ini.
Sejak awal berdiri, KS memang
menjadi pusat dari komunitas-komunitas lain. Total 92 komunitas yang bergabung.
Diantaranya komunitas pecinta lingkungan, seni, tari, dll. Banyaknya komunitas
yang bergabung menandakan bahwa program ini cukup terkenal hingga ke luar
kampung. Pengajar, murid, hingga relawan pun banyak berdatangan dari luar.
“Dulu pengajarnya dari anak-anak kampung sendiri. Berpusat di rumah saya, lalu
berkembang menjadi bimbel di rumah-rumah pengajar lain,” ungkap mahasiswa
Teknik Indusri, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Saat ini, KS berfokus pada
pembelajaran seni dan bahasa. Kegiatan mingguan yang sudah diikuti 113 pengajar
dari berbagai kampus ini mengajarkan tari, musik, dan lukis. Selain itu, KS
menggandeng mahasiswa sastra untuk mengajarkan bahasa Jerman dan Inggris.
Uniknya, kegiatan belajar mengajar dilakukan di alam bebas. KS memang mempunyai
tujuh basecamp yang semuanya berada di alam, seperti rumah batik,
Omahkandang, gazebo, rumah bambu, TPQ Darussalam, kolam, dan panggung terbuka.
“Pusatnya ada di Omahkandang, soalnya luas,” imbuh pria yang bercita-cita
menjadi guru ini.
Kegiatan KS merambah hingga ke luar
kampung. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya event nasional tahunan bertajuk “Pelangi Nusantara” yang merupakan pameran
karya anak didik yang berupa lukisan, kerajinan tangan, ataupun pentas seni
yang berupa tari dan teater. Geliat KS menunjukkan perkembangan, hingga 2017
murid berjumlah 172 lebih, mulai dari PAUD hingga SMA. Kuantitas ini tentu
berbanding lurus dengan kualitas prestasinya. Terbukti, hasil lukisan anak-anak
sudah melalang buana sampai ke Jerman. Kesuksesan KS tentu tidak lepas dari dukungan
berbagai pihak. “Semoga juga mendapat dukungan dari pemerintah. Motivasi saya
mendirikan KS selain membantu anak-anak belajar juga ingin menjadikan
Cemorokandang sebagai kampung wisata,” ujar pria berperawakan tinggi ini.
0 komentar:
Posting Komentar