Pengudaran naskah atau (Explication de texte)
merupakan metode yang dipergunakan seorang pembaca (kritikus) yang mana dirinya
langsung berdialog dari hati ke hati dengan karya sastra yang dihadapinya tanpa
perantara siapapun. Ditinjau dari prinsip-prinsip kerjanya, metode pengudaran
naskah bertolak dari pendekatan objektif yaitu yang memusatkan kajiannya pada
karya sastra itu sendiri. Dengan kata lain, pendekatan ini memandang dan
menelaah karya sastra dari segi intrinsiknya.
Prinsip metode pengudaran teks
adalah menganalisis karya sastra secara langsung dengan segenap pengalaman dan
pengetahuan kritikus sehingga memperoleh pemahaman yang orisinal mengenai karya
sastra yang bersangkutan. Dengan metode ini, kritikus terikat pada konvensi atau kaidah
yang substansinya relevan dengan karya sastra, yaitu:
1. Menganalisis dunia pengarang,
2. Menganalisis segala unsur dan aspek
karya sastra,
3. Merumuskan hasil analisis itu
sedemikian rupa sehingga terungkaplah penafsirannya yang orisinil.
Tujuannya adalah menemukan segala
makna yang tersembunyi di dalam karya sastra dengan pandangan dasar bahwa karya
sastra apapun merupakan sebuah organisme yang utuh dan lengkap dengan segala
unsurnya sendiri.
Karya
sastra dengan metode ini merupakan gabungan penelitian ilmiah dan kritik yang
seasli-aslinya. Ruang lingkupnya meliputi tiga hal yang secara hakiki berkenaan
dengan sbuah karya sastra, yakni :
1.
Pengarang
Bagaimana hubungan karya ini dengan
karyanya yang lain, dengan pengarang hidup sendiri, dan dengan jaman kehidupan
pengarang itu.
2.
Pengamatan
yang teliti dan terperinci tentang naskah karya. Bentuk susunan karya ini, gagasan
atau pemikiran pokoknya, pandangan dan penjelasan tentang persoalan-persoalan
bahasa yang dipergunakan, sindiran-sindiran dan gambaran-gambaran, luapan hati,
teknik penulisan dan sebagainya.
3.
Pengelompokan
dan penggabungan pengamat-pengamatan secara terperinci lengkap dengan
penafsirannya.
Metode “explication de texte” atau
metode pengudaran naskah karya dapat dipandang menjadi dua tingkatan, yakni
tingkatan analitik dan tingkatan penafsiran.
A. Tingkat anallitik dan pandangan
Bagian ini dapat dilakukan dengan
mencari jawaban atau pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.
Tentang
penulisan karya
a.
Mengumpulkan
keterangan-keterangan tentang jaman dan lingkungan karya (kalau perlu
diperhatikan pula jarak penulisan dan tahun penerbitan pertama).
b.
Mencari
kemungkinan adanya hubungan antara karya dengan sifat-sifat dan
persoalan-persoalan jaman pada umumnya.
c.
Mencari
tempat dan hubungan antara karya tersebut dengan karya-karyanya yang lain baik
yang ditulis sebelum ataupun sesudahnya.
d.
Mencari
apa maksud pangarang yang hendak dikemukakan dalam karya ini.
2.
Tentang
karya secara keseluruhan
a.
Mempelajari
susunan dan jalinan dalam karya dan membuat suatu gambaran yang jelas dan
teliti.
b.
Memeras
gagasan pokok atau garis besar pemikiran dalam karya itu menjadi satu kalimat
yang padat dan sederhana.
c.
Membuat
daftar kata dan ungkapan-ungkapan yang menjadi kata kunci dalam karya.
d.
Membuat
catatan khususnya tentang perkembangan-perkembangan umum dan pemikiran karya
itu.
e.
Menganalisis
cara mengemukakan dan mengembangkan pendapat baik yang tersamar maupun yang
jelas dan terang-terangan.
3.
Tentang
bagian-bagian karya
a.
Membagi
karya itu menjadi beberapa bagian baku.
b.
Mencari
dan mencatat bagaimana masing-masing bagian itu berhubungan dengan karya secara
keseluruhan.
c.
Mencari
dan menentukan gagasan pokok dari setiap bagian.
4.
Tentang
pemikiran karya
a.
Apakah
pengungkpan puitik dalam karya itu memperkuat kesan akan kesetiaannya pada
kebenaran?
b.
Apakah
faedah dan makna karya itu bersumber pada pengungkapan dan luapan rasa hati
pribadinya, kebenaran atau pemikiran di balik luapan rasa hati itu?
c.
Andaipun karya itu sebuah lirik yang lebih mengutamakan
perasaan daripada pemikiran, apakah sesuatu pemikiran yang terkandung cukup
jelas atau kabur?, terlampau mendalam, terlampau dikhususkan pada kelompok tertentu?
Apakah sesuatu pemikirannya itu basi, segar, baur, mengagumkan, meragukan atau
meyakinkan?
d.
Apakah
di dalam karyanya pengarang memandang dan mrnggauli dunia secara romantik,
realistik, atau penuh idealisme?
5.
Tingkat luapan rasa hati dalam karya
a.
Luapan
rasa hati atau rasa-rasa hati mana yang merupakan unsur pokok? Adakah suatu
luapan rasa hati yang pokok dengan aliran nada yang meninggi atau yang
merendah? Atau, adakah campuran ataupun pertentangan di antara luapan rasa-rasa
hati itu?
b.
Apakah
luapan rasa hati itu menimbulkan efek yang beraneka ragam? Ataukah sempit dan
mendatar saja?
c.
Apakah
efek luapan rasa hati itu cukup mencengkam ataukah kendur, membosankan, prosais
dan lembek belaka?
d.
Apakah
luapan rasa-rasa hati dalam karya itu memiliki dasar dan musabab yang kuat?
Apakah karya itu bernada cengeng karena sentimentalisme ataukah dingin membatu?
6.
Tingkat
imaginasi karya
a. Adakah suatu gambaran atau sejumlah
gambaran-gambaran yang baku dalam karya. Mengapa?
b.
Apakah
pengarang mempergunakan satu jenis gambaran tertentu? Ataukah pengarang
memperjelas dan menjernihkan pemikiran dan luapan rasa hatinya lewat
serangkaian gambaran?
c.
Apakah
gambaran-gambaran itu tumbuh dari pemikiran ataukah merupakan permenungan
sekedar hiasan belaka bagi karya itu?
d.
Apa
hubungan antara gambaran-gambaran itu dengan luapan rasa hati pengarang? Apakah
pengarang menghidangkan pada imajinasi kita apa yang telah membangkitkan luapan
rasa hatinya sendiri?
7.
Teknik
karya
a.
Kalau
karya ini berupa sajak, pola metrik atau bentuk apa yang dipergunakan?
b.
Apakah
ada pelanggaran-pelanggaran yang disengaja untuk memperjelas makna? Apakah
perubahan-perubahan itu menandakan adanya kelemahan ataukah kekuatan
penyairnya?
c.
Apakah tanda-tanda jedah mengikuti satu pola tertentu saja
ataukah kekuatan penyairnya?
d.
Apakah
tanda-tanda jedah mengikuti satu pola tertentu saja ataukah penuh keragaman?
8.
Hasil
analitik : Data Khusus dan Data Umum
a.
Data
Khusus : semua pertanda dan petunjuk-petunjuk tentang maksud pengarang, sikap
pendirian, pencapapaian, dan lain-lain.
b.
Data
Umum : pengertian lengkap dan penghargaan terhadap tempramen, watak, personalitas dan
individualitas (yakni dengan menghubungkan penelitian atas karya-karya
sebelumnya dengan karya pengarang yang kini ditelitinya).
B. Teknik sintetik dan interpretasi
1.
Bagian
ini memberikan keleluasan dan kesempatan bagi setiap peneliti karya sastra
untuk mengemukakan pandangan dan pendapat yang seasli-aslinya maupun yang
sebaru-barunya.
2.
Di
sini perlu ditekankan arti kata sintetik, sebagai lawan dari kata analitik,
dari semua data, baik yang khusus maupun yang umum.
3.
Mengemukakan
pandangan dan pendapat atas karya itu sebagai satu kebulatan organik yang
menempatkan adanya karena pemikiran, luapan rasa hati, dan lain-lain.
4.
Memandang
karya sastra sebagai suatu ciptaan hidup manusia yang telah mencurahkan hidup,
pikiran, perasaan, seni dan seterusnya.
5.
Mencatat
dan mengemukakan aspek-aspek karya yang kemungkinan besar akan lolos dari
pengamatan peneliti, apabila bukan metode pengudaran naskah karya ini
dipergunakan.
0 komentar:
Posting Komentar