Latar Belakang Pemberontakan – Pemberontakan

No.	Nama Pemberontakan	Latar Belakang
1.	Pemberontakan APRA di Jawa Barat	·   Penyebaran isu tentang adanya Ratu Adil untuk mempertahankan kedudukan negara Pasundan dan kepentingan ekonomi Belanda di Indonesia. ·   Melakukan fitnah dan penghasutan terhadap KNIL dan polisi untuk bergabung sebagai anggota APRA.
2.	Pemberontakan Andi Azis di Sulawesi Selatan	·  Penolakan pemerintah RIS atas tuntutan Andi Azis mengenai Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat dari unsur KNIL di Ujung Pandang saja yang diijinkan untuk bertanggung jawab atas keamanan NIT. ·  Penolakan atas masuknya APRIS dari unsur TNI dari Jawa yang berada di bawah pimpinan Mayor H.V. Worang.
3.	Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)	·  Sikap curang Dr.C.R.S Soumakil (dibantu dengan Manusama) yang membujuk anggota KNIL dan pasukan baret hijau yang terlibat pemberontakan Andi Azis untuk membentuk RMS. ·  Penolakan Dr. Soumakil kepada pemerintah atas pembentukan NKRI dan untuk menyelesaikan permasalahan secara damai.
4.	Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)	·  Ketidakharmonisan hubungan pemerintah pusat dengan beberapa daerah akibat korupsi, perdebatan dalam konstituente, dan pertentangan masyarakat tentang konsepsi presiden. ·  Penolakan pemerintah atas ultimatum Kol. Achmad Husein dalam pertemuan PRRI tanggal 10 Februari 1958 ·  Kecemburuan sosial  di beberapa daerah di Sumatra dan Sulawesi yang mengakibatkan pembentukan dewan – dewan daerah yang mendukung gerakan daerah yang bertujuan mengambil alih kekuasaan pemerintah : Ø Dewan Banteng (Sumatera Barat) : Letkol Achmad Husein Ø Dewan Gajah (Medan, Sumut) : Kolonel Simbolan Ø Dewan Manguni (Manado, Sulut) : Kolonel Vantje Samual Ø Dewan Garuda (Palembang, Sumsel) : Letkol Barlian
5.	Pemberontakan Piagam Perjuangan Semesta (Permesta)	·  Latar belakang pemberontakan Permesta antara lain disebabkan oleh beberapa hal yang serupa dengan latar belakang pemberontakan PRRI. Pemberontakan Permesta terjadi di Sulawesi Tengah dan Utara yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat Sulawesi Tengah dan Utara serta dipimpin oleh Letkol Ventje Sumual.