»

Laman

Selasa, 19 November 2013

Perbedaan Hard News dan Soft News beserta Contohnya


No
Hard News
Soft News
1.
Tidak bisa ditunda pemberitaanya, harus langsung disampaikan kepada publik.
Bisa dipublikasikan kapan saja. Tidak terikat waktu.
2.
Mementingkan aktualitas (berita yang sedang hangat dibicarakan).
Mementingkan human interest (mengangkat aspek kemanusiaan).
3.
Disusun menurut sistem piramida terbalik, inti berita terletak di awal.
Penyusunan berita bersifat luwes dan berstruktut tidak kaku.
4.
Disebut juga breaking news, spot news, atau straight news.
Dibagi menjadi dua jenis, yaitu news feature (feature yang mengandung unsur berita) dan feature (sejenis tulisan khas yang berbentuk luwes, tahan waktu, menarik, strukturnya tidak kaku, dan biasanya mengangkat aspek kemanusiaan.)
5.
Terdiri dari 100-200 kata.
Tidak ada pembatasan jumlah kata.
6.
Bertujuan untuk memberi informasi kepada publik.
Selain memberi informasi, juga bersifat menghibur.




·         Contoh Hard News:
Tak Kapok Meski ada Razia

KEDIRI-Bupati Kediri, Dr. Hj. Hariati Sutrisno, mengutarakan kekecewaannya terhadap para penambang pasir yang semakin ugal-ugalan. Hal ini dikarenakan para penambang pasir sudah tidak mengikuti aturan penambangan yang benar. Para penambang tradisional hampir tidak bisa ditemukan karena banyaknya para penambang illegal.

Kapolres Kabupaten Kediri mengaku sudah melakukan razia diberbagai titik tempat penambangan. “Tahun 2011 kami sudah mempidanakan para penambang pasir”, ungkap AKBP Deni Hariadi saat memberikan sambutan Ekspedisi Brantas 3 (20/12). Namun hal ini tidak menimbulkan efek jera. Bahkan, penambangan pasir terus membeludak.
Di daerah Pagak-Ngadiluwih masih ditemukan para penambang pasir dengan mesin diesel. Lebih dari 15 orang masih aktif melakukan aktifitas penambangan. “Ini sudah kebutuhan”, ujar Wartono (40), salah satu pekerja penambang pasir di Pagak-Ngadiluwih.
Wartono, yang akrab dipanggil Parto itu mengaku, selama 4 tahun sebagai penambang tidak pernah terjaring razia. Hal ini dikarenakan sudah ada bocoran dari masyarakat luar sebelum aparat datang untuk merazia. “Kalau ada razia berhenti dulu beberapa hari”, aku teman Wartono yang sengaja menutupi identitasnya. (brantastiga.blogspot.com)

·         Contoh Soft News:

Ucapkan “Diet Plastik” untuk Lingkungan

KERTOSONO- Rahman (26), yang biasa dipanggil Pimen,  salah satu anggota Komunitas Nol Sampah dari Surabaya memberikan banyak pengetahuan para peserta Ekspedisi Brantas 3 (20/12). Salah satunya yaitu penyebab utama kerusakan yang terjadi pada lingkungan. Menurut Rahman, kerusakan lingkungan sebagian besar disebabkan oleh manusia sendiri.
Saat ini, masalah terbesar yang harus dibrantas adalah maraknya penggunaan bahan plastik. Kebanyakan dari masyarakat mengabaikan hal tersebut. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa tidak ada dampak apapun setelah memakai bahan plastik. Padahal jika mereka mengetahui dampak dari penggunaan plastik bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Plastik mengandung bahan berbahaya bagi lingkungan. Sekali pakai dan terbuang, maka satu titik tanah akan mengalami kerusakan. Apalagi hampir seluruh dunia masih menggunakan bahan palstik. Berapa luaskah tanah yang sudah mengalami kerusakan?
Rahman mengatakan, ia masih banyak menemukan masyarakat yang menggunakan bahan plastik terutama di daerah pedesaan. “Mungkin kurangnya pengetahuan, mereka hidup serba apa adanya tanpa memperhatikan keseimbangan lingkungan”, ujarnya.
“Ini harus dihentikan”, tegas Rahman. “Lama kelamaan bumi kita akan ambruk hanya karena berawal dari hal kecil seperti sekarang ini”, lanjutnya.
Di warung, toko, supermarket bahkan  mall, sebagian besar masih menggunakan tas kresek sebagai pembungkusnya. Tas kresek terbuat dari bahan yang tidak mudah terurai oleh tanah. Hal ini yang menyebabkan tanah menjadi tidak subur.
Rahman beserta rekan-rekannya dari Komunitas Nol Sampah mengajak masyarakat untuk menanggulangi masalah plastik. Mereka biasa menyebutnya dengan “Diet Tas Kresek”. Dengan dibuatnya tas dari bahan kain, tidak akan merusak lingkungan. Harapannya, masyarakat bisa mengikuti apa yang Rahman dan kawan-kawan lakukan demi menjaga kelestarian lingkungan. (brantastiga.blogspot.com)










0 komentar:

Posting Komentar