»

Laman

Sabtu, 27 September 2014

Analisis Novel Brandal-Brandal Ciliwung

Analisis Novel Brandal-Brandal Ciliwung
(Achmad M.S.)

1.      Judul Novel                             : Brandal-Brandal Ciliwung
2.      Pengarang Novel                     : Achmad M.S.
3.      Tahun terbit                             : 1962
4.      Penerbit                                   : Pustaka Jaya
5.      Jumlah Halaman                      : 75 halaman
6.      Unsur-Unsur Intrinsik             :
·         Tema   : Persahabatan anak-anak kampung yang tinggal di sekitar Sungai Ciliwung.
·         Tokoh dan Penokohan                        :
a.       Saaman      : Pemberani, berjiwa pemimpin, religius, bersikap dewasa.
b.      Ibu Muse   : Tegas, pelit, penyayang.
c.       Muse         : Brandal paling berani di sekolah, jago olahraga, jago berkelahi, senang membantu ibunya.
d.      Fadil          : Tukang menyontek, penakut, pandai berbohong.
e.       Idrus          : Provokator, tukang berkelahi.
f.       Tatang       : Penakut, suka membantu ibunya.
g.      Tape          : Pendongkol.
h.      Mirin         : Suka membantu ibunya, gampang tersulut emosi, provokator.
i.        Dudung     : Suka mengejek, dungu, penakut.
j.        Rais           : suka melanggar perintah ibunya.
·      Latar                                        :
a.       Latar tempat                      : Di perkampungan sekitar Sungai Ciliwung, Masjid Kwitang, dekat pasar, di sekolah.
b.      Latar waktu                       : Peristiwa pada novel ini terjadi pada bulan September 1957, tepatnya waktu antara bulan Ramadan hingga lebaran.
c.       Latar suasana                     :
Ø  Mencekam            : Terjadi ketika Sidin menghilang saat bermain petak umpet dan dikira ia disembunyikan oleh hantu.
Ø  Menggelikan         : Terjadi pada peristiwa-peristiwa yang menunjukkan kenakalan anak-anak kecil pada waktu itu dengan segala kepolosannya.
Ø  Mengharukan        : Terjadi pada saat Muse dan ibunya menangis bersama-sama ketika lebaran tiba karena mereka teringat ayahnya yang sudah tiada.
d.      Alur                                   : Novel ini menggunakan alur maju, karena diawali dengan perkenalan para tokoh hingga peristiwa-peristiwa yang menggambarkan aktivitas mereka.
e.       Gaya bahasa                      : Novel ini masih menggunakan bahasa khas Betawi dan ejaan lama, namun diakhir novel penulis memberikan daftar kosakata Betawi beserta artinya, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami isi dari novel tersebut.
f.       Sudut pandang                  : Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu.
g.      Amanat                              :
Ø  Jadilah anak yang patuh dan mendengarkan nasihat orang tuamu, karena bagaimanapun sikap dan keadaan orang tua kita, sesungguhnya mereka sangat menyayangi kita.
Ø  Jadikan perbedaan sebagai penyatu kita, bukan malah membuat kita berkelahi satu sama lain. Maka dari itu, kita tidak boleh gampang tersulut emosi karena segala persoalan dapat diselesaikan dengan jalan damai.
7.      Sinopsis Novel “Brandal-Brandal Ciliwung”
Kisah novel ini diawali dari persahabatan antara Muse, Saaman, Tatang, Tape, Mirin, dan Rais. Mereka adalah anak-anak yang masih duduk di bangku SD. Mereka kerap mengisi waktu bersama-sama, mengaji bersama, bermain bersama, dan berangkat sekolah bersama.

Meskipun masih tergolong anak kecil, namun mereka sangat nakal dan suka berkelahi. Jika ada anak dari kampung lain mengolok-olok mereka, maka dengan mudah emosi mereka tersulut, hingga timbul perkelahian di antara mereka. Saling memukul, saling tinju, hingga baju yang mereka kenakan sobek-sobek tidak membuat mereka jera.  Namun, di balik sikap mereka yang seperti itu, mereka mempunyai sifat penyayang, terutama pada keluarga mereka. Setiap hari, mereka membantu ibunya menjajakan barang dagangan ibu mereka keliling kampung.
Pernah suatu ketika mereka bermain petak umpet hingga petang. Saat bermain itulah, tiba-tiba Sidin yang sedang bersembunyi dinyatakan menghilang sehingga membuat panik orang-orang sekampung. Setelah dicari kemana-mana ternyata Sidin tidak hilang, ia hanya pergi ke desa seberang untuk melihat pertunjukkan topeng.
Kenakalan-kenakalan mereka tidak berhenti sampai di situ, pernah suatu ketika mereka diejek oleh Idrus. Mereka tidak terima hinga terjadi perkelahian besar di dekat pasar yang menyebabkan mereka semua terluka.
Di balik sosok mereka yang senang berkelahi, ternyata mereka tetaplah anak kecil yang masih sering menangis ketika dimarahi ibunya. Pada hari lebaran mereka menangis dan bersimpuh di kaki ibu mereka. Mereka meminta maaf atas kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan.


8.      Riwayat Hidup Pengarang
Achmad MS

Achmad M.S. adalah penulis novel Brandal-Brandal Ciliwung yang juga pernah menjadi penulis naskah lenong Jakarta pada tahun 1971. Ia merupakan sastrawan angkatan tahun 1950-an. Kiprahnya di dunia sastra sudah lama tidak terdengar, karena berdasarkan informasi yang saya dapatkan, setelah menulis novel Brandal-Brandal Ciliwung beliau dinyatakan vakum dari dunia sastra. Informasi yang saya dapatkan mengenai beliau pun sangat terbatas, entah dari buku maupun internet, saya belum mendapatkan informasi yang jelas mengenai riwayat hidup beliau.

0 komentar:

Posting Komentar