»

Laman

Jumat, 12 September 2014

Prosedur Kritik Sastra Pengudaran Naskah

Pengudaran naskah atau (Explication de texte) merupakan metode yang dipergunakan seorang pembaca (kritikus) yang mana dirinya langsung berdialog dari hati ke hati dengan karya sastra yang dihadapinya tanpa perantara siapapun. Ditinjau dari prinsip-prinsip kerjanya, metode pengudaran naskah bertolak dari pendekatan objektif yaitu yang memusatkan kajiannya pada karya sastra itu sendiri. Dengan kata lain, pendekatan ini memandang dan menelaah karya sastra dari segi intrinsiknya.
Prinsip metode pengudaran teks adalah menganalisis karya sastra secara langsung dengan segenap pengalaman dan pengetahuan kritikus sehingga memperoleh pemahaman yang orisinal mengenai karya sastra yang bersangkutan. Dengan metode ini, kritikus terikat pada konvensi atau kaidah yang substansinya relevan dengan karya sastra, yaitu:
1.      Menganalisis dunia pengarang,
2.      Menganalisis segala unsur dan aspek karya sastra,
3.      Merumuskan hasil analisis itu sedemikian rupa sehingga terungkaplah penafsirannya yang orisinil.
Tujuannya adalah menemukan segala makna yang tersembunyi di dalam karya sastra dengan pandangan dasar bahwa karya sastra apapun merupakan sebuah organisme yang utuh dan lengkap dengan segala unsurnya sendiri.
Karya sastra dengan metode ini merupakan gabungan penelitian ilmiah dan kritik yang seasli-aslinya. Ruang lingkupnya meliputi tiga hal yang secara hakiki berkenaan dengan sbuah karya sastra, yakni :



1.      Pengarang
Bagaimana hubungan karya ini dengan karyanya yang lain, dengan pengarang hidup sendiri, dan dengan jaman kehidupan pengarang itu.
2.      Pengamatan yang teliti dan terperinci tentang naskah karya. Bentuk susunan karya ini, gagasan atau pemikiran pokoknya, pandangan dan penjelasan tentang persoalan-persoalan bahasa yang dipergunakan, sindiran-sindiran dan gambaran-gambaran, luapan hati, teknik penulisan dan sebagainya.
3.   Pengelompokan dan penggabungan pengamat-pengamatan secara terperinci lengkap dengan penafsirannya.
Metode “explication de texte” atau metode pengudaran naskah karya dapat dipandang menjadi dua tingkatan, yakni tingkatan analitik dan tingkatan penafsiran.
A. Tingkat anallitik dan pandangan
Bagian ini dapat dilakukan dengan mencari jawaban atau pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.      Tentang penulisan karya
a.       Mengumpulkan keterangan-keterangan tentang jaman dan lingkungan karya (kalau perlu diperhatikan pula jarak penulisan dan tahun penerbitan pertama).
b.      Mencari kemungkinan adanya hubungan antara karya dengan sifat-sifat dan persoalan-persoalan jaman pada umumnya.
c.       Mencari tempat dan hubungan antara karya tersebut dengan karya-karyanya yang lain baik yang ditulis sebelum ataupun sesudahnya.
d.      Mencari apa maksud pangarang yang hendak dikemukakan dalam karya ini.
2.         Tentang karya secara keseluruhan
a.       Mempelajari susunan dan jalinan dalam karya dan membuat suatu gambaran yang jelas dan teliti.
b.      Memeras gagasan pokok atau garis besar pemikiran dalam karya itu menjadi satu kalimat yang padat dan sederhana.
c.       Membuat daftar kata dan ungkapan-ungkapan yang menjadi kata kunci dalam karya.
d.      Membuat catatan khususnya tentang perkembangan-perkembangan umum dan pemikiran karya itu.
e.       Menganalisis cara mengemukakan dan mengembangkan pendapat baik yang tersamar maupun yang jelas dan terang-terangan.
3.         Tentang bagian-bagian karya
a.       Membagi karya itu menjadi beberapa bagian baku.
b.      Mencari dan mencatat bagaimana masing-masing bagian itu berhubungan dengan karya secara keseluruhan.
c.       Mencari dan menentukan gagasan pokok dari setiap bagian.
4.         Tentang pemikiran karya
a.       Apakah pengungkpan puitik dalam karya itu memperkuat kesan akan kesetiaannya pada kebenaran?
b.      Apakah faedah dan makna karya itu bersumber pada pengungkapan dan luapan rasa hati pribadinya, kebenaran atau pemikiran di balik luapan rasa hati itu?
c.        Andaipun karya itu sebuah lirik yang lebih mengutamakan perasaan daripada pemikiran, apakah sesuatu pemikiran yang terkandung cukup jelas atau kabur?, terlampau mendalam, terlampau dikhususkan pada kelompok tertentu? Apakah sesuatu pemikirannya itu basi, segar, baur, mengagumkan, meragukan atau meyakinkan?
d.      Apakah di dalam karyanya pengarang memandang dan mrnggauli dunia secara romantik, realistik, atau penuh idealisme?      
5.           Tingkat luapan rasa hati dalam karya
a.       Luapan rasa hati atau rasa-rasa hati mana yang merupakan unsur pokok? Adakah suatu luapan rasa hati yang pokok dengan aliran nada yang meninggi atau yang merendah? Atau, adakah campuran ataupun pertentangan di antara luapan rasa-rasa hati itu?
b.      Apakah luapan rasa hati itu menimbulkan efek yang beraneka ragam? Ataukah sempit dan mendatar saja?
c.       Apakah efek luapan rasa hati itu cukup mencengkam ataukah kendur, membosankan, prosais dan lembek belaka?
d.      Apakah luapan rasa-rasa hati dalam karya itu memiliki dasar dan musabab yang kuat? Apakah karya itu bernada cengeng karena sentimentalisme ataukah dingin membatu?

6.         Tingkat imaginasi karya
a.       Adakah suatu gambaran atau sejumlah gambaran-gambaran yang baku dalam karya. Mengapa?
b.      Apakah pengarang mempergunakan satu jenis gambaran tertentu? Ataukah pengarang memperjelas dan menjernihkan pemikiran dan luapan rasa hatinya lewat serangkaian gambaran?
c.       Apakah gambaran-gambaran itu tumbuh dari pemikiran ataukah merupakan permenungan sekedar hiasan belaka bagi karya itu?
d.      Apa hubungan antara gambaran-gambaran itu dengan luapan rasa hati pengarang? Apakah pengarang menghidangkan pada imajinasi kita apa yang telah membangkitkan luapan rasa hatinya sendiri?
7.         Teknik karya
a.       Kalau karya ini berupa sajak, pola metrik atau bentuk apa yang dipergunakan?
b.      Apakah ada pelanggaran-pelanggaran yang disengaja untuk memperjelas makna? Apakah perubahan-perubahan itu menandakan adanya kelemahan ataukah kekuatan penyairnya?
c.        Apakah tanda-tanda jedah mengikuti satu pola tertentu saja ataukah kekuatan penyairnya?
d.      Apakah tanda-tanda jedah mengikuti satu pola tertentu saja ataukah penuh keragaman?
8.         Hasil analitik : Data Khusus dan Data Umum
a.       Data Khusus : semua pertanda dan petunjuk-petunjuk tentang maksud pengarang, sikap pendirian, pencapapaian, dan lain-lain.
b.      Data Umum : pengertian lengkap dan penghargaan terhadap tempramen, watak, personalitas dan individualitas (yakni dengan menghubungkan penelitian atas karya-karya sebelumnya dengan karya pengarang yang kini ditelitinya).

B.  Teknik  sintetik dan interpretasi
1.      Bagian ini memberikan keleluasan dan kesempatan bagi setiap peneliti karya sastra untuk mengemukakan pandangan dan pendapat yang seasli-aslinya maupun yang sebaru-barunya.
2.      Di sini perlu ditekankan arti kata sintetik, sebagai lawan dari kata analitik, dari semua data, baik yang khusus maupun yang umum.
3.      Mengemukakan pandangan dan pendapat atas karya itu sebagai satu kebulatan organik yang menempatkan adanya karena pemikiran, luapan rasa hati, dan lain-lain.
4.      Memandang karya sastra sebagai suatu ciptaan hidup manusia yang telah mencurahkan hidup, pikiran, perasaan, seni dan seterusnya.

5.      Mencatat dan mengemukakan aspek-aspek karya yang kemungkinan besar akan lolos dari pengamatan peneliti, apabila bukan metode pengudaran naskah karya ini dipergunakan.

0 komentar:

Posting Komentar